Senin, 28 Februari 2011

“Masih tentang dia…”

Purwokerto, 27 februari 2011, 01:25

Malam ini aku merasa hancur. Ya, itulah kenyataan yang aku rasakan. Berbagai rasa campur aduk berkecamuk di dalam batin aku. pertama kali aku merasakan sakit yg luar biasa… karena memang ini adalah yang pertama. Jika ditanya, apakah aku sedang menyesali sesuatu? Iya….. aku menyesal telah menjadi seseorang yang begitu egois dan tidak bisa bersabar dalam mengerti orang lain, dan orang lain itu adalah orang yang aku sayangi. Masih ingat tanggal 20 februari 2011? Itulah hari dimana aku telah melakukan kesalahan yang begitu fatal dan menghancurkan hati aku sendiri. Jujur, waktu itu… aku mengatakan kepada dia bahwa “mas, adk ga bs trs2an jalanin hubungan yang komunikasinya ky gini, adk bukan boneka yg ngga punya perasaan. adk syg sm mas, tp ga ky gni cranya, klo mas ttp ga mau berubah, mending kita udahan aja.”

Itu bukan kata-kata serius yang keluar dari hati aku, maksud aku waktu itu berkata seperti itu adalah biar dia mengatakan sesuatu, paling tidak mengatakan apa yang sebenarnya dia inginkan dari hubungan ini… dan kesalahan kedua, aku diam saja waktu dia mengajak aku berbicara. Sungguh, aku hanya tidak mampu untuk berucap, karena aku menahan tangisku saat itu, aku tidak ingin dia mendengar aku menangis. Dan pada saat itu, aku tidak bisa mencerna apa yang dia katakan dan apa yang dia maksud…
Aku pikir sampai detik tadi, aku masih menjalin hubungan yang baik-baik saja dengan dia. Tetapi ternyata, aku bertepuk sebelah tangan, dia menganggap semuanya telah usai. Jadi ceritanya dia memutuskan hubungan dengan aku satu minggu yang lalu. Dan dengan polosnya aku masih menganggap semua baik-baik saja satu minggu ini.
Aku masih merasakan cemburu ketika melihat dia dekat dengan perempuan lain, karena aku memang masih menyayangi dia… tapi apa yang terjadi, malam ini aku tidak mengenal lagi sosok seorang “dwi yulianto” yang selama ini… seseorang yang begitu lembut, dan penyayang.. hari ini, dia menjadi seseorang yang kaku dan berbeda.
Dia adalah pacar pertama aku, selama ini aku tidak pernah mempunyai status hubungan yang jelas dengan laki-laki yang dekat dengan aku, dan aku tidak pernah mengijinkan mereka untuk memanggil aku dengan panggilan yang istimewa… tetapi, dengan mas dwi aku mempunyai status yang jelas dan aku mengijinkan dia untuk memanggil aku dengan panggilan yang istimewa. Waktu itu, aku berani mengambil keputusan untuk menjalin hubungan dengan status yang jelas bukan tanpa alasan. Selama dua minggu aku istikharah, aku takut salah langkah, dan entah kalau dipikir sekarang. Apakah waktu itu jawaban yang aku dapat dari istikharahku bukanlah dari Allah, melainkan dari syaitan...???

Di dalam hati aku begitu yakin memilih dia, bahkan aku bermimpi dia menjadi ayah dari anakku… karena kedua hal itu yang meyakinkan aku untuk menerima dia menjadi seseorang yang istimewa dalam hidup aku. baru berjalan 3 bln 12 hari… semua berakhir. Bagaimana mungkin aku bisa mengikhlaskan semuanya begitu saja? “Aku sayang sama dia, dan aku tidak pernah bermain-main dalam hubungan ini. karena aku memang sudah berniat dari awal, bahwa dia adalah orang yang pertama dan yang terakhir untuk hidup aku. rasanya, aku ingin mengatakan dan berteriak ke penjuru dunia, bahwa aku sangat kecewa dengan keputusan yang dia ambil. “
Andai dia tahu perasaanku sangat hancur malam ini, apa alasan dia melakukan semua ini? aku akui, masih banyak kekurangan dalam diri aku. maklum ini adalah pertama kali aku pacaran, dan aku belum tahu apa-apa yang sebaiknya dilakukan dan sebaiknya tidak dilakukan… mungkin aku sudah tidak bisa menjaga perasaan dia. Aku yang gagal…. Rasanya banyak hal yang ingin aku katakan sama dia…. Aku ingin bertemu dia saat ini juga, seandainya bisa… apakah tidak ada kesempatan kedua untuk hubungan kita? Bukankah semua ini masih bisa dibicarakan dengan baik-baik dan semuanya masih bisa diperbaiki, maaf jika memang aku telah banyak berbuat salah…. Aku masih perlu belajar banyak hal….

“Mas, jika nanti mas baca catatan aku ini semoga mas bisa mengerti apa yang sebenarnya aku rasakan. Aku ingin membangun semuanya bersama mas… aku masih berharap bahwa kita bisa bersama-sama lagi.. kita mulai semuanya dari awal lagi.. karena mas yang membuat hidup aku kembali dan aku berani bermimpi tentang masa depan, tentang sebuah keluarga baru yang sederhana dan bahagia….. jika memang ini adalah yang terbaik untuk kita saat ini, semoga nanti akan ada jalan yang lebih baik lagi untuk kita, biarlah Allah yang mengatur segalanya untuk kita… kita manusia hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang berkuasa untuk menjadikannya nyata atau tidak….”

Kejadian ini, membuat aku terpacu, aku akan buktikan 4 bulan yang akan datang, aku bisa menyelesaikan studi aku… dan aku akan mengejar mimpi-mimpi aku yang lain. aku akan keluar dari kota ini, dan aku akan membuka lembaran hidup yang baru…. Akan aku buktikan!!!! Kegagalan ini, tidak akan membuat aku menyerah pada keadaan, justru aku akan membuktikan bahwa aku bisa dan aku bukanlah seseorang yang lemah..…. mungkin memang ini cara Allah menjaga lahir batin aku, Allah menyudahi hubungan ini karena memang ini bukanlah hubungan yang Allah ridhoi… “aku ingin menikah tanpa pacaran. ya Robb, ijinkanlah dia menjadi pendampingku melalui jalan yang benar, melalui jalan yang Engkau ridhoi… insya Allah aku akan bersabar menunggu waktu itu… biarlah hari ini mejadi catatan hitam yang akan merubah hidup kami agar lebih baik. Jagalah hati kami satu sama lain, jika memang Engkau menakdirkan kami untuk berjodoh, buatlah agar kami menjadi orang-orang yang berilmu dan memiliki bekal ketika waktu itu telah tiba. Jadikan dia sebagai laki-laki yang berjiwa pemimpin dan bertanggung jawab. Dan jadikan aku sebagai wanita yang penyabar dan penyayang, yang mampu membahagiakan dia, jika dia menjadi pendamping hidupku kelak. aku berserah diri dan pasrahkan segalanya kepada-Mu ya Robbul izzati, amin amin ya Robbal’alamin….”

Aku tidak berharap terlalu besar, karena aku takut terluka, tetapi aku tidak akan berhenti berusaha untuk mendapatkan kebahagiaanku…. Mungkin inilah jalan terbaik untuk kami saat ini. hanya satu yang perlu dia tahu, bahwa
“aku menyayangi dia dengan sederhana, aku tidak akan memaksakan keadaan ini jika memang itu tidak membuat dia bahagia…
jaga dirimu baik-baik mas…. Semoga Allah akan memberikan jalan yang lebih baik untuk kita nanti, jika memang kita ditakdirkan berjodoh, akan dengan sendirinya hati kita terjaga satu sama lain. namun, jika memang kita tidak ditakdirkan berjodoh, semoga kita akan mendapatkan pengganti yang lebih baik, amin amin ya Robbal’alamin….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar